BEKAM (CARA TERAPI NABI) SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

OLEH
By Ns. Imam Subiyanto* & Ns. Leli Mulyati*

Penduduk Indonesia yang berjumlah kurang lebih 240 juta mayoritas umat islam (87%) yang meyakini bahwa Alquran dan hadist adalah pedoman yang digunakan dalam hidupnya. Mereka meyakini segala sesuatu yang telah tercantum di dalam alquran dan hadist tidak bisa dibantah lagi kebenarannya dan hal tersebut akan diikuti, seperti bagaimana berperilaku sehari-hari yang sesuai dengan tuntutan agama dan ajaran Rasulullah SAW, salah satunya adalah cara pengobatan yang dilakukan oleh nabi yaitu bekam . Hal ini terdapat dalam salah satu hadist rasulullah SAW yang artinya “sesungguhnya cara pengobatan yang paling ideal yang kalian pergunakan adalah hijamah (bekam)”. (Shahih bukhori dan muslim). Sehingga bagi umat muslim melakukan bekam mendapatkan keuntungan ganda, selain sebagai salah satu jenis pengobatan, melakukan bekam juga merupakan bagian dari melaksanakan sunah dan pelaksananya akan mendapatkan pahala disisi Allah.

Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Hijamah adalah pengobatan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum masehi. Nama lainnya adalah bekam, canduk, canthuk, kop, mambakan, di Eropa dikenal dengan istilah "Cuping Therapeutic Method". Dalam bahasa Mandarin disebut Pa Hou Kuan. Kata "Hijamah" berasal dari bahasa Arab, dari kata Al Hijmu yang berarti pekerjaan membekam. Al Hajjam berarti ahli bekam. Al Hijmu berarti menghisap atau menyedot. Al Hajjam sama dengan Al Mashshah, yaitu tukang menghisap atau tukang menyedot. Sedangkan Al Mihjam atau Al Mihjamah merupakan alat untuk bekam yang berupa tabung gelas untuk menampung darah yang dikeluarkan dari kulit.

Secara ilmiah khususnya bidang kedokteran / keperawatan bekam ini masih banyak yang meragukan apakah dengan melakukan bekam dapat mengobati penyakit yang diderita? Bagaimana gambaran ilmiahnya bahwa bekam dapat mengatasi suatu penyakit? Dan beberapa pertanyaan lain yang mungkin juga ada dibenak pembaca. Namun beberapa referensi bekam sudah menyebutkan secara ilmiah dapat mengatasi masalah/ penyakit pasien. Berikut ini beberapa penelitian ilmiah yang menunjukan bahwa bekam dapat mengatasi berbagai panyakit :
Bekam pada pasien arthritis:
Clark et al, 2000, menyatakan bahwa terdapat perbedaan statistic secara signifikan antara tingkat nyeri, perasaan sehat dan Range of Motions (ROM) pasien yang mengalami nyeri lutut depan pada arthritis sebelum dan setelah dilakukan bekam.
Pemulihan kadar kreatinin kinase serum
Jiu,2007 menyatakan bahwa bekam dapat membantu memulihkan peningkatan kadar kreatini kinase serum pada atlit senam yang melakukan latihan berat sehinga terdapat pengaruh yang signifikan pada pencegahan fatique pada atlet senam.
Pengaruh pada asma bronchitis kronis
Zhang et al, 2006 menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa pelaksaan bekam yang digabungkan dengan salep khusus dibuat oleh peneliti , pada pasien asma bronchitis kronis pada fase tidak kambuh akan meningkatkan respon imun seluler dan humoral pasien.

Adanya dasar ilmiah ini maka cara bekam nantinya akan menjadi trends cara perawatan/ pengobatan penyakit yang akan digunakan masyarakat dan dapat dilakukan mandiri oleh perawat. Hal ini juga seiring dengan adanya kecenderungan praktek mandiri perawat yang mulai dikembangkan sehingga bekam dapat dijadikan salah satu komplementer.

Saat ini di Indonesia belum ada peraturan perundangan yang mengatur tentang pelaksana pengobatan alternative sehinga semua profesi bisa saja melaksanakan praktek bekam. Perawat sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan memiliki peluang untuk mengembangkan bekam dalam menangani berbagai masalah kesehatan pada pasien. Hal ini sesuai dengan sisi keilmiahan ilmu yang dimiliki oleh perawat melalui pendidikan keperawatan sehinga dapat menghasilkan efek yang optimal dari proses pembekaman dimana efek pembekaman yang optimal hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang menguasai sisi keilmiahan seperti menguasai ilmu anatomi dan fisiologi, patologi penyakit, etiologi penyakit , diagnosis.prognosis penyakit. (Hadikusumo,2006).
Peran perawat dalam pelaksanaan bekam diantaranya adalah sebagai:
caregiver
Advocate
Educator
Researcher
Sebagai caregiver perawat dalam melaksanakan praktek bekam dapat melakukan langsung proses pembekaman dengan menggunakan pendekatan langkah-langkah proses keperawatan yaitu; pengkajian terlebih dahulu kepada pasien yang meliputi; pemeriksaan fisik, pemeriksaan tanda-tanda vital. Sehingga dari hasil ini dapat dilakukan pembekaman pada titik yang tepat sesuai dengan masalah kesehatan yang dialami pasien. Perawat dapat juga melakukan pembekaman dengan mempertahankan prinsip septic, anti septic sehingga tidak terjadi cross infection antar pasien atau antara pasien dan perawat.
Sebagai advocate, peran perawat diantaranya dengan menyeleksi pasien yang memungkinkan untuk dilakukan pembekaman, sehingga meminimalkan resiko komplikasi penyakit khususnya pada pasien yang mengalami gangguan pada system hematologi seperti gangguan pembekuan, anemia berat dan pasien dengan kondisi fisik yang sangat lemah.
Peran sebagai educator, perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan pasien sehingga menunjang terjadinya perubahan perilaku yang pada akhirnya dapat menyembuhkan penyakit. Perawat juga dapat mengajarkan pada pasien untuk dapat melakukan pembekaman sendiri dirumah jika memungkinkan.
Peran sebagai reseacher, dalam hal ini perawat sangat memiliki peluang yang luas untuk melakukan penelitian, karena penelitian-penelitian tentang bekam belum banyak di lakukan. Dengan banyaknya bukti-bukti ilmiah nantinya maka diharapkan pengobatan dengan bekam akan menjadi salah satu trends dimasyarakat khususnya umat islam. Sehingga bekam selain dugunakan sebagai salah satu cara pengobatan penyakit , juga sekaligus dijadikan sebagai sarana untuk melaksankan salah satu sunah Rasulullah yang akan mendapatkan balasana pahala bagi siap saja yang melakukannya dengan ikhlas.
* Mahasiswa pasca sarjana Universitas Indonesia.

Kepustakaan:
Clark et al, (2000), Anterior knee pain and cupping therapy, diambil tanggal 1 april 2008 pada file : dari http://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlFilePath=journals/ijam/vol4n1/cupping.xml
El Hennwy, (2007), Cupping therapyand Infertiliys, diambil tanggal 10 april 2008 dari file http://www.activephysiotherapy.com.au/massage&cupping.htm
Fatahillah,A, (2007), Keampuhan bekam, Cetakan ke-III, Jakarta: Qultum Media.
Hadikusumo,BU,(2006), Kop, Moksibasi dan Pijat refleksi, Cetakan 9, Yogyakarta: Percetakan kanisius.
Kaleem Ullah, Ahmed Younis, Mohamed Wali (2007). An investigation into the effect of Cupping Therapy as a treatment for Anterior Knee Pain and its potential role in Health Promotion.. The Internet Journal of Alternative Medicine. 2007. Volume 4 Number 1.
Nashr,MM, (2005), Bekam, cara pengobatan menurut nabi, cetakan I, Jakarta : Pustaka Imam As Syafi’i.
Yasin,S.A,(2007), Bekam, Sunnah nabi dan mukjizat medis, Cetakan VIII, Jakarta; al-Qowam:

0 komentar:

 

Pengobatan Sunah Rasul Copyright © 2009 Created by Pengobatan Sunah Rasul for aura insani