Terapi Bekam, Hilangkan Gangguan Saraf


Pengobatan alternatif dengan metode bekam, bukanlah hal baru di kalangan masyarakat Indonesia. Pengobatan itu bahkan telah dipraktikkan ribuan tahun lalu dari di Timur Tengah hingga ke daratan Cina.
Bahkan Rasululloh Muhammad SAW-- menurut riwayat para sahabatnya-- kerap melakukan pengobatan de-ngan bekam untuk mengatasi penyakit yang dideritanya.
Begitu hebatnya terapi pengobatan dengan bekam, tak salah bila rubrik Alternatif kali ini menampilkan Zai-nuddin, praktisi terapi bekam dari Herba Center Sambas, yang membuka praktik di Jl Taman Rawa Pening V/6, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Zainuddin menuturkan, bekam dalam bahasa Arab disebut Hijamah. Usaha yang dilakukan dalam pengobatan bekam adalah mengeluarkan darah kotor atau angin dengan menggunakan alat yang disebut kop (menyerupai gelas kecil) yang ditempelkan pada beberapa titik tubuh.
"Tujuan pengobatan bekam adalah mengeluarkan darah kotor. Darah kotorlah sumber berbagai penyakit," kata Zainuddin.
Titik utama yang harus dibekam hanyalah tiga. Satu titik berada di tengah ubun-ubun, dua titik di bawah bagian telinga kiri dan kanan. Namun, bisa juga ditambahkan beberapa titik lagi, misalnya titik yang berada di daerah punggung, pinggang, dan kaki, tangan dan tulang ekor. "Umumnya metode ini untuk meringankan gangguan pada organ dan saraf, terutama karena gangguan kelebihan darah, darah kotor atau ke-dua-duanya. Ada beberapa titik bekam yang disukai Rasullulah SAW, yakni di atas dua urat leher, tujuannya untuk mencegah sakit kepala, sakit di wajah, sakit gigi, sakit telinga, sakit hidung dan sakit kerongkongan," ujarnya.
Bekam pada tengkuk atau kuduk, kata Zainuddin, dapat mencegah tekanan darah pada tengkuk, mengatasi rabun, benjolan di mata, rasa berat pada alis dan kelopak mata serta mengobati lepra.
"Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim bahwa Rasulullah SAW pernah menjalani hijamah (bekam) atas dua bagian di tubuh, yaitu bagian atas tulang belakang dan atas dua urat leher," ujarnya.
Bekam pada pelipis untuk mengobati sakit kepala, sakit di wajah, sakit telinga, sakit hidung dan sakit kerongkongan. Bekam pada pundak untuk mengobati penyakit di pundak dan di leher. Bekam di atas pinggul untuk menghilangkan pegal-pegal atau kelelahan.
Berikut penuturan Abdullah (35), karyawan swasta di bilangan Jalan Sudirman, Jakarta yang bisa kembali tidur nyenyak setelah dibekam oleh Zainuddin. Padahal, sebelumnya ia mengaku sangat sulit tidur, akibat keresahan yang selalu melanda dirinya. Berbagai terapi dan penggunaan obat penenang telah dicoba Abdullah, namun tidak pernah memberi hasil.
"Teman sekantor kemudian menganjurkan untuk ikut terapi Bekam ini. Alhamdullillah penyakit gelisah saya hilang, hati terasa lebih tenang sehingga saya sekarang bisa tidur nyenyak," ujar Abdullah yang dibekam di bagian belakang kepala, kiri dan kanan di bawah telinganya.
Zainuddin menuturkan, teknik bekam terdiri dari dua macam, yaitu bekam kering dan basah. Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah) dilakukan dengan mengisap permukaan kulit dan memijat daerah sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Pengobatan itu sangat bermanfaat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan nyeri urat punggung karena sakit rematik.
"Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan sayatan silet atau suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah kehitam-hitaman selama 3 hari," katanya.
Sedangkan bekam basah (Hijamah Rothbah) dilakukan permukaan kulit, kemudian secara sengaja kulit dilukai dengan jarum tajam atau silet. Daerah di sekitar luka silet diisap dengan alat cupping set dan hand pump agar darah kator keluar dari dalam tubuh. Lamanya setiap isapan 3 sampai 5 menit dan maksimal 9 menit.
"Setelah itu, darah kotor dibuang. Pengisapan tudak lebih dari 7 kali. Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih. Selama 3 jam selanjutnya, kulit yang lebam itu tidak boleh disiram air," ujarnya. Alat bekam yang digunakan, tentu berbebeda dengan zaman duku. Ketika Rasulullah SAW melakukan bekam, beliau menggunakan kaca yang berupa cawan atau mangkuk. Pada zaman Cina kuno, bekam disebut sebagai pengobatan tanduk karena alat itu dipakai untuk menggantikan kaca, Pada abad 18, masyarakat Eropa menggunakan lintah.
Kini, peralatan yang digunakan adalah pengisap (Hand pump), mangkuk (cupping set), pena karum (lancet device). silet antiseptik (bahan sterilisasi seeperti alkohol) dan sarung tangan kesehatan (rubber gloves).
Dalam mengobati pasien, Zainuddin selalu membukanya dengan doa kepada Allah SWT. Doa tersebut sebagai permohonan agar pasien bisa disembuhkan sesuai harapan. "Kalau bisa, pasien puasa dulu selama delapan jam sebelum dibekam," katanya.
Usai memanjatkan doa, ia mengoles tubuh pasien dengan alkohol. Tujuannya mematikan bakteri berbahaya yang mungkin menginfeksi kulit. Selanjutnya mangkuk bekam (vacumm cupped) ditempelkan ke bagian tubuh. Agar bisa menempel pada tubuh, mangkuk bekam itu dipompa untuk menyedot udara di dalamnya dengan alat penyedot (vacuum gun).
"Penarikan dengan vacuum gun harus secara perlahan dan bertahan. Jangan sampai pasien merasakan sakit yang berlebihan," ucapnya.
Mangkuk bekam yang ditempelkan ke tubuh pasien biasanya sesuai dengan keluhan penaykitnya. Jumlahnya bisa tiga hingga belasan mangkuk. Setelah dibiarkan selama 10-15 menit, mangkuk yang telah meninggalkan bekas lingkaran merah di kulit kemudian dilepas.
Silet disayatkan ke kulit di bagian bekas mangkuk sebanyak 10 titik. Setelah itu titik-titik tersebut tampak mengeluarkan darah merah. Mangkuk kembali ditempelkan di atas lingkaran bekas bekam yang telah disayat, sambil vacuum gun kembali digerakkan. Darah mulai mengucur lagi lagi dari bagian yang disayat.
Setelah sekitar 10 menit, darah kenyal berwarna hitam menyerupai jeli itu menempel di sisi mangkuk. Setelah selesai, sisi lokasi bekas dibekam kembali dibersihkan dengan alkohol. Mangkuk yang digunakan untuk membekam sangat tergantung pada bagian tubuh yang akan diobati.
Sepintas, jumlah titik yang disayat dimaksudkan memadukan teknik bekam dengan akupuntur. Dari beberapa teknik bekam yang dipraktikkan orang, sebetulnya darah tidak perlu dikeluarkan dengan sayatan. Kini ada alat modern yang disebut blood lancet. Jarum dapat ditusukkan ke bagian permukaan kulti pasien.
Ia mengingatkan, pengobatan dengan bekam tidak cocok untuk orang tua yang renta dan sakit. Bekam juga tidak dianjurkan bagi penderita tekanan darah sangat rendah, sakit kudis, wanita yang sedang hamil, haid, orang yang sedang minum obat pengencer darah, penderita leukemia, trombosit, alargi kulit serius, orang yang sangat letih, kelaparan, kenyang, kehausan dan gugup.
Bagian tubuh yang tidak boleh dibekam adalah mata, telinga, hidung, mulut, puting susu, alat kelamin, dubur. Selain itu, bekam tidak boleh di area tubuh yang banyak terdapat simpul limpa, dekat pembuluh besar, ada varises, tumor, retak tulang dan jaringan luka. (Tri Wahyuni)

0 komentar:

 

Pengobatan Sunah Rasul Copyright © 2009 Created by Pengobatan Sunah Rasul for aura insani