Bekam untuk 72 Penyakit

Inilah cara pengobatan baheula yang kini mulai digemari kembali. Namanya bekam. Awalnya, konon, sistem pengobatan ini dimulai pada zaman Babylonia. Ia berkembang di Cina, India, dan Arab. Di Indonesia, di tahun 1950-1970-an bekam juga cukup dikenal dan konon mampu mengobati 72 jenis penyakit.

Pada prinsipnya, bekam adalah upaya untuk mengeluarkan darah-darah yang menggumpal sehingga mengganggu kelancaran peredaran darah dalam tubuh. “Ada titik-titik khusus dalam tubuh tempat darah mengalir dan berhubungan langsung dengan organ tubuh,” ungkap Ansar, pengusaha magic glasses yang kini menghabiskan waktu menekuni bekam. Bila kelancaran darah itu terganggu karena terjadinya penggumpalan, maka berbagai penyakit pun muncul, mulai dari stroke, ginjal, jantung koroner, dll.
Dengan metode “penyedotan” darah menggumpal (bekam) itu, maka darah akan kembali mengalir deras dan organ tubuh pun dapat difungsikan secara optimal kembali.
Zaman baheula, bekam dilakukan dengan menggunakan tanduk sapi atau kerbau yang telah dibersihkan. Bagian rongga dalam tanduk dipanasi lalu ditelunkupkan ke bagian tubuh yang hendak dibekam. Kulit dan darah pun tersedot. Beberapa saat kemudian tanduk dilepas dan bagian kulit yang telah menonjol karena disedot tadi ditoreh-toreh dengan benda tajam. Setelah itu tanduk dapanasi lagi dan ditelungkupkan lagi pada kulit yang telah ditoreh. Darah pun keluar. Bila ada penyumbatan, maka darah yang keluar tampak kental seperti jelly.
Kini sistem bekam telah memasuki era modern. Alat bekamnya pun bukan lagi tanduk, tetapi gelas khusus yang dihubungkan dengan alat vakum udara seperti yang digunakan Ansar. Alat vakum itulah yang menyedot kulit dan darah. Sedangkan benda tajam yang dipergunakan untuk menusuk-nusuk kulit adalah jarum kecil steril sekali pakai yang biasa digunakan untuk mengambil sample darah pada ujung jari tangan. “Kalau tidak steril begini bisa saja nanti terjadi penularan virus,” tutur Ansar.
Harap maklum, kini sistem bekam memang tidak lagi urusan perdukungan. Di Mesir dan Karachi, sebuah fakultas kedokteran secara khusus mengembangkan sistem ini. Kita pun pernah membaca seorang dokter di Inggris dan AS menggunakan lintah untuk menyedot darah pasiennya agar penyumbatan darah dapat dihentikan. Fungsi penyedotan oleh lintah itu tak ada bedanya dengan bekam.
Ansar memang tidak berwajah dukun sama sekali. Lelaki yang pernah 10 tahun tinggal di Australia itu paham benar soal higienitas. “Yang sulit dari sistem ini adalah mempelajar titik-titik bekam. Titik-titik itu menyebar di seluruh tubuh,” kata Ansar. Karena itu, untuk penyakit tertentu pembekaman dilakukan di kepala. Tentu saja kepala harus digundul dulu.
Seorang mantan pejabat bank pemerintah yang telah berusia 61 tahun telah empat kali melakukan pembekaman di tempat Ansar. Berbagai penyakit yang diderita lelaki itu pun secara spontan bisa berkurang. Ia, misalnya, mengalami tekanan darah tinggi. Setelah dibekam, hanya dalam waktu 1 jam tekanan darahnya turun dari 185 menjadi 140. Lucunya, si pensiunan tadi minta agar keperkasaannya bisa dipulihkan. “Kita tahu, keperkasaan akan muncul kalau darah menglir deras ke penis. Tinggal angkat saja penyumbatnya,” kata Ansar sambil membekam si pensiunan bank itu. Tak lama kemudian “alat” si bapak pun mencuat dan bertahan lebih dari 10 menit.
Tokoh mencoba “keistimewaan” bekam. Derita kelelahan di pundak selama bertahun-tahun tiba-tiba lenyap dalam waktu 2 jam.
Ajaib, memang.
Ada efek samping? “Hampir tidak ada,” kata Ansar. —swa(arixs)

0 komentar:

 

Pengobatan Sunah Rasul Copyright © 2009 Created by Pengobatan Sunah Rasul for aura insani